Selasa, 09 Juli 2013

Pendidikan Beasiswa Mahasiswa Miskin Menumpuk di PTN Kelas Dua

jpnn.com; Selasa, 09 Juli 2013

JAKARTA - Pembiayaan kuliah masih belum pro masyarakat miskin. Pembagian kuota beasiswa pendidikan mahasiswa miskin (bidik misi) ternyata menumpuk di kampus negeri kelas dua. Informasi ini muncul di pengumuman kelulusan seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2013 kemarin. Hasilnya ditetapkan 109.853 pelamar dinyatakan lulus.
 
Ketua Umum Panitia SBMPTN 2013 Akhmaloka merinci, dari seluruh pelamar yang diterima itu sebanyak 13.470 orang adalah calon mahasiswa program bidik misi. Mereka dibebaskan biaya SPP untuk delapan semester dan mendapatkan uang saku rata-rata Rp 600 ribu per bulan. Sedangkan sisanya sebesar 96.383 orang adalah calon mahasiswa umum.

Kemendikbud sudah tegas menyatakan bahwa kuota bidik misi 2013 sebesar 40 ribu dibagikan untuk 20 persen mahasiswa miskin di masing-masing PTN. Jadi semakin banyak kuota mahasiswa baru di sebuah PTN, maka kuota bidik misinya semakin besar.
 
Tetapi, ternyata alokasi bidik misi ini menumpuk di PTN-PTN kelas dua. Dalam daftar sepuluh besar PTN dengan jumlah bidik misi terbesar, tidak ada nama PTN-PTN top seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
 
Sebaliknya top ten PTN dengan jumlah mahasiswa bidik misi terbanyak ada di kampus-kampus kelas dua. Paling banyak ada di Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Gorontalo, dan Universitas Trunojoyo.

Kemudian disusul Universitas Brawijaya, Universitas Jember, Universitas Sebelas Maret, Universitas Negeri Malang, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Andalas, dan Unviersitas Negeri Yogyakarta. "Kami sengaja hanya menunjukkan peringkatnya saja. Tidak ada rincian jumlah mahasiswa bidik misinya, karena itu sensitif," tutur Akhmaloka.
 
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Djoko Santoso mencoba berkelit. Dia mengelak jika kuota bidik misi hanya menumpuk di kampus-kampus kelas dua. "Sekarang mahasiswa itu sudah semakin cerdas. Pendaftar bidik misi memilihnya di PTN sesuai dengan kemampuan mereka," ucap mantan rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
 
Dia menjelaskan bahwa calon mahasiswa saat ini sudah berpikir realistis dalam menentukan PTN tujuan yang disesuaikan dengan kemampuan akademiknya. Djoko juga menuturkan dominasi bidik misi tahun ini banyak yang diambil calon mahasiswa fakultas kependidikan dan ilmu pendidikan (FKIP). "Program studi terkompetitif sekarang tidak hanya di kampus besar," kata dia.
 
Djoko belum bersedia membeber data alokasi bidik misi per PTN di seluruh Indonesia. Dia beralasan bahwa kuota tersebut masih dalam tahap penyusunan. "Nanti pada waktunya akan kami sampaikan tersendiri," kata Djoko.

Padahal data tersebut penting, karena untuk memastikan apakah benar kuota bidik misi di PTN-PTN besar tadi sebanding dengan kuota mahasiswa barunya. Dia menegaskan bahwa pada intinya setiap PTN memang wajib mengalokasikan 20 persen kursi mahasiswa barunya untuk mahasiswa miskin berprestasi. Tetapi alokasi 20 persen itu tidak bisa ditutup sepenuhnya hanya dari kuota bidik misi saja. "Sehingga PTN wajib mencarikan dari sumber-sumber lain," katanya.
 
Selain urusan bidik misi, panitia SBMPTN 2013 juga melansir data bahwa peserta dengan nilai ujian tertinggi untuk kelompok saintek (sain dan teknologi) diterima di Fakultas Teknik Industri ITB. Sedangkan untuk peraih nilai tertinggi kelompok soshum (sosial humaniora), diterima pelamar prodi akuntansi UI. "Nama dan nilainya tidak kami ungkap karena sensitif," tandas Akhmaloka. (wan)
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 01 Juli 2013

Mohon Pertolongan hanya kepada Allah

Yakinlah dengan 3 hal ini:

(1) Tiada yang lebih sayang kepadamu, selain Rabbmu
(2) Tiada yang paling tahu kegundahanmu, selain Rabbmu
(3) Tiada yang bisa mengangkat kesulitanmu, selain Rabbmu

Maka mohonlah pertolongan hanya kepadaNya, bersandarlah kepadaNya di setiap waktu, niscaya Anda kan dapatkan lebih dari apa yang Anda bayangkan.

Allah berfirman;

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّي فَإِنِّيْ قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْن

Selasa, 25 Juni 2013

Tuhan Sembilan Senti


Oleh : Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,Di sawah petani merokok,di pabrik pekerja merokok,di kantor pegawai merokok,di kabinet menteri merokok,di reses parlemen anggota DPR merokok,di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,di perkebunan pemetik buah kopi merokok,di perahu nelayan penjaring ikan merokok,di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'imsangat ramah bagi perokok,tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,di ruang kepala sekolah ada guru merokok,di kampus mahasiswa merokok,di ruang kuliah dosen merokok,di rapat POMG orang tua murid merokok,di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,Di angkot Kijang penumpang merokok,di bis kota sumpek yang berdiri yang dudukorang bertanding merokok,di loket penjualan karcis

Minggu, 23 Juni 2013

BBM disubsidi adalah omong besar


Percakapan antara Djadjang dan Mamad

Oleh Kwik Kian Gie

Kita ikuti percakapan antara Djadjang dan Mamad. Djadjang (Dj) seorang anak jalanan yang logikanya kuat dan banyak baca. Mamad (M) seorang Doktor yang pandai menghafal.

Dj : "Mad, apa benar sih pemerintah mengeluarkan uang tunai yang lebih besar dari harga jualnya untuk setiap liter bensin premium ?"

M : "Benar, Presiden SBY pernah mengatakan bahwa semakin tinggi harga minyak mentah di pasar internasional, semakin besar uang tunai yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengadakan bensin. Indopos tanggal 3 Juli 2008 mengutip SBY yang berbunyi : "Jika harga minyak USD 150 per barrel, subsidi BBM dan listrik yang harus ditanggung APBN Rp. 320 trilyun. Kalau USD 160, gila lagi. Kita akan keluarkan (subsidi) Rp. 254 trilyun hanya untuk BBM."

Jumat, 21 Juni 2013

Andai BBM tidak disubsidi

Apa yang Anda bayangkan seandainya BBM tidak disubsidi oleh Pemerintah? Dijual lewat mekanisme pasar? Mengutamakan proses supply dan demand? Tentulah semua setuju harganya pasti melambung tinggi, mahal, tidak seperti yang kita nikmati selama ini.
Selain itu, semua orang pasti setuju dengan tingginya harga BBM tersebut menimbulkan efek terhadap harga barang kebutuhan pokok akan terus merangkak naik, biaya transportasi menjadi mahal hingga banyak masyarakat yang kehidupannya akan menyentuh garis kemiskinan. Itu semua yang ada di bayangan kita.
Sehingga wajar saja jika setiap ada kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, pastilah rentetan aksi penolakan dan unjuk rasa masyarakat bermunculan di semua daerah.
Tapi tahukah anda, subsidi BBM yang diberikan Pemerintah ternyata kurang tepat sasaran dan jauh dari rasa keadilan. Kok bisa?. Kondisi dilapangan menunjukkan subsidi BBM dan listrik yang diberikan pemerintah tenyata banyak dinikmati oleh golongan masyarakat mampu. Penelitian Bank Dunia pun menunjukkan 77% alokasi subsidi BBM kebanyakan dinikmati oleh Masyarakat dengan penghasilan tinggi per bulannya.

Kamis, 20 Juni 2013

Kebiasaan buang uang

Dispenser nyala terus, alas tangan atau kue gorengan saja ambil kertas HVS baru, tv nyala terus gk ada yg nonton, AC lupa matiin, air ledeng mengalir trus krn kran rusak. Dan itu terjadi tiap hari di kantor. Kalau dingatkan bilang, "duit negara kan banyak". Tahu kah bahwa, negara ini sudah hampir bangkrut!

Bahkan kalau pun menginap di hotel mewah, tidak berarti boleh buang-buang listrik dan air. Kecuali kalau kita manfaatkan itu sudah menjadi hak kita. Kalau kita buang juga kita tidak dapat untung apa-apa.

Rabu, 12 Juni 2013

Visi & Misi Dialogtika

(Sebuah Proposal)
Oleh: Hamdan In'ami
Seringkali banyak ide-ide dan pemikiran yang ingin kita sampaikan tapi saluran terbatas. Jika melalui Facebook dan blackberry group mungkin kita hanya bisa menulis komentar-komentar pendek. Sangat tidak memadai untuk menguraikan ide pemikiran yang perlu sistematis.

Disamping itu, sasaran pembaca juga sangat terbatas, yaitu hanya pemilik akun facebook dan member group pada blackberry saja. Mau disampaikan di koran sebagai kolom opini, mungkin merasa kurang bisa bersaing dengan opini lain. Apalagi harus melengkapi dengan referensi dan data, tentu butuh pekerjaan yang lebih banyak.

Wal hasil, ide-ide itu akhirnya lenyap begitu saja ditelan oleh waktu. Padahal bukan mustahil jika ide-ide kita itu, apabila disampaikan akan disambut oleh banyak orang dan akhirnya berkembang menjadi topik yang menarik, atau bahkan bisa jadi tema besar sebuah buku.

Melalui Dialogtika ini, kita bisa sampaikan uneg-uneg, ide-ide, dan pemikiran apapun secara singkat padat jelas untuk kita lemparkan ke publik. Caranya pun sangat mudah, yaitu cukup dengan mengirim email pakai Blackberry, Tablet, Ipad, dan gadget apapun langsung akan termuat.

Pembacanya pun tidak hanya untuk kalangan HMI saja tapi untuk orang-orang di seluruh jagat ini. Hanya saja mungkin penulisnya hanya kalangan kita sendiri. Ini juga berkaitan dengan ideologisasi HMI untuk seluruh masyarakat.